Contoh Soal PPPK Perawat dan Jawabannya

soal,  pppk,  tryout,  perawat,  ayopppk,  soal pppk,  download,  soal p3k perawat pdf,  soal pppk perawat 2023,  soal p3k perawat 2023 pdf,  kisi-kisi soal p3k perawat,  soal pppk kesehatan 2023 pdf,  soal pppk perawat ahli pertama,  contoh soal p3k perawat dan jawabannya,  download kumpulan soal p3k perawat dan jawabannya,
kumpulan soal p3k perawat dan jawabannya

Soal p3k perawat pdf - Apa kabar sahabat pppk ! Diadakan tes seleksi pppk bagi tenaga kesehatan oleh pemerintah untuk mengisi jabatan di berbagai bidang, antaranya formasi kedokteran, farmasi, kebidanan, perawat, gizi, farmasi dan sebagainya. 

Perlu diingat, Persaingan untuk lulus seleksi PPPK mengharuskan para pesertanya mempersiapkan diri dengan maksimal. Oleh hal demikian, perlu selalu berlatih soal tes P3K sebagai bekal menghadapi tes sesuai formasi/Instansi yang diikuti masing-masing peserta.

Nah, disini kami mencoba mengumpulkan beberapa Soal Uji Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah yang bisa dijadikan referensi serta latihan soal p3k kesehatan secara mandiri.


Soal Uji Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah No. 41 - 70

41. Di ruang penyakit dalam terdapat pasien dengan resiko tinggi alergi lateks. Sebagai seorang perawat intervensi manakah yang dapat dilakukan kepada pasien dengan risiko tinggi alergi terhadap lateks ?

a. Jangan menggunakan sarung tangan non-lateks

b. Tempatkan pasien hanya di dalam ruangan pribadi

c. Pastikan persediaan alat bebas lateks tersedia di dekat pasien

d. Jangan memberikan pengobatan yang berasal dari botol kaca

e. Hanya gunakan manset sphigmomanometer eletronik untuk memeriksa tekanan darah pasien

Jawaban: (C) Pastikan persediaan alat bebas lateks tersedia di dekat pasien

Pembahasan:

Jika pasien mengalami alergi terhadap lateks dan beresiko tinggi terhadap alergi, perawat seharusnya menggunakan sarung tangan non lateks dan peralatan bebas lateks tersedia di sekitar pasien. Persedian dan perlatan yang menggunakan lateks harus disingkirkan. Hal ini termasuk manset dan botol obat dengan penutup berbahan karet yang melibatkan penusukan menggunakan jarum suntik. Tidak perlu memberikan pasien ruangan khusus.


42. Seorang pasien mengalami defisit neurologis yang melibatkan sistem limbik. Manakah temuan pengkajian yang spesifik pada tipe defisit neurologis ini ?

a. Disorientasi pada orang, tempat, dan waktu

b. Tidak mampu mengenali lingkungan sekitar

c. Afek datar, dengan periode labilitas emosional

d. Tidak dapat mengingat apa yang dimakan saat sarapan hari ini

e. Tidak mampu melakukan penambahan dan pengurangan, tidak tahu siapa presiden Indonesia.

Jawaban: (C) Afek datar, dengan periode labilitas emosional

Pembahasan: 

Sistem limbik bertanggung jawab pada perasaan (afek) dan emosi. Kemampuan kalkulasi dan pengetahuan tentang kondisi terkini merupakan fungsi lobus frontalis. Hemisfer serebral, dengan fungsi regional spesifik, mengontrol orientasi seseorang. Mengingat kejadian dikontrol oleh hipokampus.


43. Seorang pasien wanita berusia 48 tahun dirawat di ruang ICU mendapatkan terapi cairan via infuse pump dengan kecepatan 125 ml/jam perawat memeriksa daerah insersi venipuncture di daerah radialis berwarna merah, bengkak, hangat dan nyeri pada area proksimal. Manakah intervensi keperawatan yang harus dilakukan pertama kali?

a. Memasang infus

b. Menghentikan infus

c. Mengganti cairan infus

d. Mengompres dingin daerah insersi

e. Memperlambat tetesan infus sampai 10ml/jam

Jawaban: (B) Menghentikan infus

Pembahasan: 

Tanda yang didapat adalah kemerahan, hangat, nyeri, dan bengkak di area proksimal tusukan merupakan indikasi terjadinya phlebitis yang menyebabkan jalur infus tersebut harus segera distop, dan dipasang kembali di area lainnya.


44. Seorang perawat memberikan perawatan pada pasien dengan radiasi implan. Prinsip manakah yang diperhatikan oleh perawat?

a. Orang lanjut usia tidak diizinkan masuk

b. Melepas label dosimeter ketika memasuki ruangan pasien

c. Perempuan yang sedang hamil tidak diizinkan memasuki ruang pasien

d. Membatasi waktu interaksi dengan pasien sampai dengan 1 jam setiap shift 8 jam

e. Individu berusia kurang dari 16 tahun diperbolehkan masuk ke ruangan 

selama menjaga jarak sejauh 2 meter dari pasien.

Jawaban: (C) Perempuan yang sedang hamil tidak diizinkan memasuki ruang pasien

Pembahasan: 

Batasan interaksi perawat dengan pasien dengan radiasi implan adalah 30 menit setiap shift 8 jam. Label dosimeter harus selalu dikenakan saat di dalam ruangan pasien. Anak-anak kurang dari 16 tahun dan wanita hamil tidak diperbolehkan memasuki ruangan. Petunjuk ini bermaksud untuk melindungi individu dari paparan radiasi.


45. Perawat sedang melihat monitor jantung saat tiba-tiba irama jantung pasien berubah. Tidak ada gelombang P, sebagai gantinya muncul gelombang fibrilasi sebelum QRS kompleks. Bagaimana seharusnya interpretasi perawat yang tepat tentang irama jantung pasien?

a. Fibrilasi atrial

b. Sinus takikardi

c. Sinus bradikardi

d. Fibrilasi ventrikuler

e. Takikardi ventrikuler

Jawaban: (A) Fibrilasi atrial

Pembahasan: 

Fibrilasi atrial ditunjukan dengan hilangnya gelombang P dan munculnya gelombang fibrilasi sebelum setiap QRS kompleks. Atrium bergetar yang dapat menimbulkan trombus.


46. Seorang pasien dengan BPH (Benigna Prostat Hiperplasia) sedang menjalani operasi TURP (Transunethral Resection of the Prostate) dan mendapatkan irigasi kandung kemih. Sebelum tindakan dilakukan, perawat bedah memberikan penjelasan dan meminta persetujuan pasien. Apakah nilai etik utama yang menjadi pedoman perawat dalam tindakan tersebut?

a. Keadilan

b. Kebebasan

c. Persamaan hak

d. Harga diri manusia

e. Mendahulukan kepentingan orang lain

Jawaban: (B) Kebebasan

Pembahasan: 

TURP merupakan tindakan invasif yang beresiko untuk terjadinya komplikasi. Penjelasan sebelum pembedahan dilakukan untuk memberikan kesempatan pasien mengambil keputusan terbaik bagi dirinya. Informed consent adalah persetujuan yang diberikan kepada pasien setelah pemberian informasi, merupakan salah satu bentuk penerapan nilai kebebasan. Pasien bebas membuat keputusan untuk menerima atau menolak tindakan bagi dirinya.


47. Seorang perawat ditugaskan untuk merawat 5 orang pasien dan menghabiskan waktunya untuk merawat 1 orang diantaranya yang baru kembali dari kamar bedah. Perawat tidak minta asisten dan tidak memonitor pasien yang lain. Pada siang hari, seorang pasiennya turun dari tempat tidur tanpa bantuan dan jatuh dari tempat tidur, sehingga lengannya patah. Manakah perilaku perawat yang menggambarkan kelalaian dalam bekerja?

a. Tangan pasien yang mengalami patah

b. Membiarkan pasien turun dari tempat tidur

c. Perawat tidak mengecek secara teratur pasien lain

d. Perawat melakukan asuhan keperawatan kepada 4 orang pasien

e. Menghabiskan sebagian besar waktunya merawat seorang paisen yang baru kembali dari kamar bedah

Jawaban: (C) Perawat tidak mengecek secara teratur pasien lain

Pembahasan: 

Perawat dapat dituntut dengan tuntutan malpraktik, karena gagal memenuhi tugasnya sehingga menyebabkan orang lain dalam bahaya. Perawat juga dapat dituntut dengan tuntutan kelalaian karena perbuatan pengabaian pasien. Hati-hati juga tindakan pengabaian yang menimbulkan bahaya bagi orang lain. Perawat yang tidak melakukan monitoring secara teratur berarti gagal melakukan tugas dan kewajibannya terhadap pasien yang mengakibatkan pasien trauma.


48. Pasien Tn. J berusia 62 tahun dirawat di ruang penyakit bedah sejak tujuh hari yang lalu, hasil pengkajian didapatkan data ekstremitas atas dan bawah tidak dapat digerakkan secara aktif, kulit disekitar area penonjolan tulang tampak kemerahan, pasien tampak lemas. Hasil pengkajian Tekanan Darah 185/100 mmHg, Nadi 85 x/menit, Suhu 37,8°C, pernafasan 20 x/menit. Apa yang dilakukan perawat untuk meningkatkan kenyamanan pada pasien?

a. Melatih ROM

b. Melakukan masage

c. Mobilisasi tiap 2 jam

d. Memonitor kulit pasien

e. Memberikan kompres air hangat

Jawaban: (C) Mobilisasi tiap 2 jam

Pembahasan: 

Cukup jelas, ekstremitas atas dan bawah tidak dapat digerakkan secara aktif, kulit disekitar area penonjolan tulang tampak kemerahan, pasien tampak lemas. Jadi perawat harus memobilisasi pasien setiap 2 jam.


49. Pasien Tn. A berusia 22 tahun dirawat di Rumah Sakit dengan suspec appendisitis. Hasil pengkajian : nyeri ulu hati menjalar ke perut kanan bawah sejak 3 hari yang lalu, demam dan nafsu makan menurun. Leukosit 14.000 mm3. Perawat melakukan pemeriksaan palpasi pada abdomen kanan bawah. Apakah hasil pemeriksaan yang ditemukan?

a. Ditemukan nyeri tekan

b. Ditemukan redup/pekak

c. Ditemukan nyeri referral

d. Ditemukan distensi abdomen

e. Ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas

Jawaban: (E) Ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas

Pembahasan: 

Data fokus masalah adalah nyeri ulu hati menjalar ke perut kanan bawah sejak 3 hari lalu, demam dan nafsu makan menurun. Leukosit 14.000 mm3, nyeri saat pasien diminta menekuk kaki kanan. Perawat melakukan pemeriksaan palpasi pada abdomen kanan bawah. 

Nyeri abdomen yang dijadikan sebagai keluhan utama pada pasien ini masih memberikan banyak kemungkinan diagnosis karena nyeri dapat berasal baik dari organ dalam abdomen (nyeri viseral) maupun dari lapisan dinding abdomennya (nyeri somatik). Salah satu lokasi nyeri abdomen yang paling sering terjadi yaitu pada titik Mc. Burney. 

Nyeri pada titik ini mengarah pada infeksi di apendiks. Melakukan penekanan pada titik Mc.Burney yang terdapat di 2/3 antara umbilikus dan anteriot superior iliac spine (Asis). Hasil yang ditunjukkan pada pemeriksaan palpasi adalah nyeri tekan (+). Nyeri lepas (+) yaitu rasa nyeri hebat di abdomen kanan bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan penekanan yang perlahan dan dalam.


50. Pasien Ny. K usia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena nyeri dada tiba-tiba ketika sedang berjalan di sekitar rumahnya. Nyeri dirasakan menjalar dari dada kiri dan menyebar ke punggung, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri seperti ditekan-tekan, skala nyeri 6. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bunyi jantung tambahan dan irama irreguler. Apakah jenis pemeriksaan diagnostik yang perlu dilakukan?

a. Pemeriksaan EKG

b. Pemeriksaan urine

c. Pemeriksaan rontgen

d. Pemeriksaan treadmill

e. Pemeriksaan USG jantung

Jawaban: (A) Pemeriksaan EKG

Pembahasan: 

Pasien yang mengalami serangan angina pectoris umumnya mengalami nyeri dada yang menjalar dari dada kiri terus ke punggung, intensitasnya semakin berat seperti ditimpa beban berat disertai sesak napas dan tidak hilang dengan diistirahatkan. Untuk memastikan perlu pemeriksaan diagnostik yaitu Elektrokardiograf (EKG).


51. Seorang perempuan berusia 40 tahun dirawat diruang bedah dengan post operasi pemasangan tracheostomy tube. TD 120/80 mmHg, frekuensi nafas 25 x/menit, suhu badan 37,5°C, frekuensi nadi 78 x/menit. Perawat akan melakukan tindakan penghisapan lendir (suction) pada pasien tersebut. Berapa lama batas waktu maksimal yang harus ditentukan saat melakukan suction?

a. 5 detik

b. 1 menit

c. 10 detik

d. 15 detik

e. 20 detik

Jawaban: (C) 10 detik

Pembahasan: 

Hipoksia dapat disebabkan karena tindakan pengisapan (suction) yang terlalu lama, yang dapat merangsang aktivitas sel-sel pacemaker jantung. Sebagai konsekuensinya respon vasovagal dapat terjadi dan menyebabkan bradikardia. Oleh karena itu, perawat harus memberikan tambahan oksigen sebelum pengisapan dilakukan dan membatasi durasi setiap tindakan pengisapan sampai 10 detik.


52. Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat diruang penyakit syaraf dengan diagnosa medis stroke. Dari hasil anamnesa di dapatkan keadaan umum lemah, hemipharase sinistra, bicara pelo dan tersedak saat screening disphagia. TD 150/100 mmHg, frekuensi nafas 23 x/menit, nadi 95 x/menit, suhu 36,8°C. Sehingga diperlukan pemasangan NGT untuk memberikan nutrisi yang adekuat. Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada kasus tersebut ?

a. Resiko aspirasi

b. Kerusakan mobilitas fisik

c. Hambatan komunikasi verbal

d. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral

e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Jawaban: (A) Resiko aspirasi

Pembahasan: 

Didapatkan data bahwa pasien mengalami stroke, keadaan umum lemah, hemipharase sinistra, bicara pelo dan tersedak saat screening disphagia. Pasien dipasang NGT. Pasien berisiko mengalami aspirasi.


53. Seorang laki-laki usia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam mengeluh gatal diseluruh tubuhnya, sesak nafas, tekanan darah 90/50 mmHg, nadi teraba lemah 135 x/menit, auskultasi terdengar wheezing. Sebelumnya pasien memperoleh injeksi antibiotik intra vena. Apa Tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya keadaan tersebut?

a. Melakukan skin test

b. Melakukan ELISA test

c. Melakukan mantox test

d. Kolaborasi pemberian adrenalin

e. Kolaborasi pemberian bronchodilator

Jawaban: (A) Melakukan skin test

Pembahasan: 

Skin test sebelum dilakukan pemberian antibiotik untuk mengetahui pasien mempunyai alergi antibiotik atau tidak.


54. Seorang laki-laki usia 50 tahun dirawat di ruang perawatan interna dengan keluhan merasa mual, muntah, nafsu makan menurun dan lemah. Hasil anamnesis pasien riwayat penyakit hipertensi sejak 8 tahun lalu, TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 85 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, TB 155 cm, BB 38 kg. Pemeriksaan laboratorium Hb. 7,0 gr%, ureum 4.5 mg/dl, creatinin 6,8 mg/dl , albumin 2 g/dl.

Apakah prioritas masalah keperawatan pada kasus di atas?

a. Intoleransi aktivitas

b. Pola nafas tidak efektif

c. Gangguan perfusi jaringan

d. Kekurangan volume cairan

e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Jawaban: (E) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Pembahasan: 

Ketidakseimbangan nutrisi di tandai dengan keluhan mual muntah nafsu makan menurun lemah dan berat badan tidak ideal. IMT: berat badan / ( tinggi badan × tinggi badan dalam satuan m ) 

= 38 / 1,55 x 1,55

= 38 / 2,4025

=15,8

Keterangan: 18,4 ke bawah (Berat badan kurang). Jika telah dicantumkan dalam soal mengalami pergeseran BB hingga 6 atau 7 kg, maka itu adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 


55. Seorang perempuan berusia 60 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosa medis DM Tipe 2. Saat pengkajian, perawat mendapatkan pasien mengeluh cemas dan tidak mau makan, TD 145/90 mmHg, nadi 115 x/menit, suhu 37,5˚C dan napas 25 x/menit.

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus pasien diatas?

a. Ansietas

b. Harga diri rendah

c. Defisit pengetahuan

d. Kerusakan integritas kulit

e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Jawaban: (A) Ansietas

Pembahasan: 

Ansietas adalah suatu kondisi dan pengalama individu terhadap masalah yang tidak jelas dan spesifik yang ditandai dengan biasanya merasa bingung, merasa khawatir, tampak gelisah, tampak tegang.


56. Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun sedang di rawat di ruang interna dengan keluhan sesak, hematuri, bengkak pada kedua tungkai sejak 3 hari yang lalu. Hasil Pemeriksaan fisik TD 150/100 mmHg, frekuensi nafas 26 x/menit, frekuensi nadi 115 x/menit.

Pemeriksaan penunjang apakah yang tepat pada kasus diatas ?

a. GDS

b. Ureum

c. Asam urat

d. SGOT dan SGPT

e. Clearance creatinin

Jawaban: (E) Clearance creatinin

Pembahasan: 

Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun. Oleh karena itu kreatinin dianggap lebih sensitif dan merupakan indikator khusus pada penyakit ginjal dibandingkan uji dengan kadar nitrogen urea darah (BUN). Sedikit peningkatan kadar BUN dapat menandakan terjadinya hipovolemia (kekurangan volume cairan); namun kadar kreatinin sebesar 2,5 mg/dl dapat menjadi indikasi kerusakan ginjal. Kreatinin serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi glomerulus.


57. Perawat melakukan perawatan pada pasien dengan pankreatitis akut dan memonitor adanya ileus paralitik. Manakah data pengkajian yang harus diperoleh perawat terkait keadaan tersebut?

a. Konstipasi

b. Tidak bisa flatus

c. Nyeri hebat, konstan dan sering

d. Kehilangan kemampuan mengontrol singter anus

e. Teraba masa yang kaku, dan keras pada abdomen kanan bawah.

Jawaban: (B) Tidak bisa flatus

Pembahasan: 

Reaksi inflamasi pankreatitis akut dapat menyebabkan ileus paralitik, bentuk obstruktif non mekanik yang paling sering terjadi. Ketidakmampuan untuk flatus adalah manifestasi klinis dari ileus paralitik. Nyeri dapat dikaitkan dengan ileus paralitik, namun nyeri yang biasanya dirasakan adalah rasa tidak nyaman yang lebih umum dan tidak konstan.


58. Perawat sedang merawat pasien berusia 45 tahun dengan obstruksi usus membaik yang terpasang selang nasogastrik. Pasien telah terbiasa dengan penutupan selang setiap 2 jam selama 1 jam. Dokter saat ini menyarankan untuk pelepasan selang nasogastrik. Apa prioritas pengkajian keperawatan terkait rencana pelepasan selang nasogastrik?

a. Periksa warna pada selang nasogastrik

b. Memeriksa bahwa kadar serum elektrolit dalam batas normal

c. Memeriksa bahwa selang nasogastrik terpasang dengan benar

d. Memeriksa adanya bising usus pada keseluruhan 4 kuadran abdomen

e. Memeriksa bahwa pH asam lambung hasil aspirasi dalam batas normal

Jawaban: (D) Memeriksa adanya bising usus pada keseluruhan 4 kuadran abdomen.

Pembahasan: 

Distensi muntah dan nyeri abdomen adalah beberapa gejala terkait dengan obstruksi usus, selang nasogastrik dapat digunakan untuk mengeluarkan gas dan cairan dari lambung, meredakan distensi dan muntah. Bising usus kembali normal seiring dengan membaiknya obstruksi dan fungsi pencernaan kembali normal. Pelepasan selang nasogastrik sebelum fungsi pencernaan kembali normal akan menyebabkan kembalinya tanda dan gejala, sehingga perlunya pemasangan kembali selang nasogastrik. 


59. Perawat sedang mengoleskan kortikosteroid topikal pada pasien dengan eksim. Ketika mengoleskan pada bagian tubuh manakah yang harus perawat monitoring resiko peningkatan absorbsi sistemik obat tersebut?

a. Ketiak

b. Punggung

c. Telapak kaki

d. Lengan bawah 

e. Telapak tangan

Jawaban: (A) Ketiak

Pembahasan: 

Kortikosteroid topikal dapat terserap pada peredaran darah sistemik. Penyerapan tertinggi pada area dimana kulit bersifat permeabel (kulit kepala, ketiak, wajah, kelopak mata, genitalia) dan area dengan tingkat absorbsi rendah biasanya memiliki permeabilitas yang buruk (punggung, telapak tangan dan telapak kaki).


60. Perawat sedang memberikan instruksi buang air besar pada pasien dengan post gastrektomi. Langkah-langkah manakah yang diajarkan kepada pasien untuk mencegah dumping syndrom?

a. Ambulasi setelah makan

b. Duduk dengan posisi fowler

c. Batasi cairan yang dikonsumsi

d. Jangan berbaring setelah makan

e. Makan makanan tinggi karbohidrat

Jawaban: (C) Batasi cairan yang dikonsumsi

Pembahasan: 

dumping syndrom merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kumpulan gejala vasomotor yang muncul setelah makan terutama setelah prosedur billroth. Manifestasi awal yang biasanya muncul dalam 30 menit setelah makan anatara lain vertigo, takikardi, sinkop, berkeringat, muka pucat, palpitasi dan perasaan ingin berbaring. Perawat harus menginstruksi pasien untuk mengurangi jumlah cairan yang dikonsumsi.


61. Seorang laki-laki berumur 55 tahun dirawat dengan glomerulonefritis. Pasien mengeluh sesak. Hasil pemeriksaan fisik: TD 160/100 mmHg, nadi 100 x/menit, napas 28 x/menit, pasien memiliki riwayat penyakit DM sejak 2 tahun yang lalu. Pasien tampak lemah dan tampak edema ansarka. 

Apa tindakan kolaborasi utama yang dilakukan pada passien tersebut?

a. Pemberian oksigen

b. Pemberian diuretik

c. Pemberian infus albumin

d. Pemberian antihipertensi

e. Pemberian diet DM 1900 kalori

Jawaban: (A) Pemberian oksigen

Pembahasan: 

Data fokus masalah, pasien mengeluh sesak, TD 160/100 mmHg, nadi 100 x/menit, napas 28 x/menit, pasien memiliki riwayat penyakit DM sejak 2 tahun yang lalu. Pasien tampak lemah dan tampak edema ansarka. Pasien merasakan sesak dan frekuensi pernapasan 28 x/menit, maka harus diberikan oksigen terlebih dahulu.


62. Pasien Ny. K berusia 30 tahun dirawat di ruangan interna mengeluh batuk berlendir, nafsu makan berkurang dan merasa lemas. Pada saat dilakukan pemeriksaan TD 130/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 22 x/menit dan suhu 36,5˚C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan data wajah pucat, terdengar suara ronchi pada paru.

Apakah tindakan mandiri yang utama dilakukan oleh perawat?

a. Melakukan nebulizer

b. Melakukan teknik vibrasi

c. Mengajarkan teknik napas dalam

d. Mengajarkan teknik batuk efektif

e. Menganjurkan pasien minum air hangat

Jawaban: (C) Mengajarkan teknik napas dalam

Pembahasan: 

Data yang muncul saat pengkajian menindikasikan bahwa keluhan utama pasien berada pada kebutuhan oksigenasi dimana pasien mengeluh batuk berdahak dan terdengar suara ronchi bahkan pasien nampak pucat. Keluhan batuk berdahak mengindikasikan pasien belum mampu mengeluarkan sputum dengan efektif.


63. Pasien Tn.G berusia 38 tahun dirawat di RS dengan keluhan nyeri pada lidah. Hasil pemeriksaan fisik terdapat massa tongue dextra berukuran 5cm x 3cm x 1cm, disfagia. TD 120/70 mmHg, frekuensi napas 20 x/menit. Saat ini pasien menjalani pemasangan NGT. Pasien diberi posisi semifowler, hidung dibersihkan dan diberi pengalas pada daerah dada, bengkok didekatkan ke pasien, selang NGT telah diukur dan diberi tanda pada selang. Apakah langkah selanjutnya yang dilakukan pada prosedur keperawatan tersebut?

a. Berikan makanan dalam bentuk cair

b. Berikan pelicin atau jelly pada ujung selang

c. Lakukan tindakan pemberian makanan dengan pasang corong

d. Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam kom yang diberi air

e. Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui selang dan dengarkan menggunakan stetoskop.

Jawaban: (B) Berikan pelicin atau jelly pada ujung selang

Pembahasan: 

Prosedur pemasangan NGT

  • Memberi salam dan menyapa pasien
  • Memperkenalkan diri
  • Menerangkan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan dan tujuan tindakan pemasangan NGT
  • Atur posisi pasien 
  • Perawat mencuci tangan 
  • Perawat menggunakan handscoon
  • Ukur panjang selang yang akan digunakan dengan ukur jarak dari daun telinga ke hidung dan ke prosesus xipoideus.
  • Beri tanda pada selang yang sudah diukur dengan plester
  • Berikan pelicin atau jelly pada ujung selang sepanjang 10-20 cm
  • Infomasikan kepada pasien bahwa selang akan dimasukkan melalui hidung dan instruksikan pasien agar melenan secara perlahan.
  • Masukkan udara dengan spuit ke lambung melalui selang sambil mendengarkan menggunakan stetoskop.
  • Fiksasi selang NGT dengan plester dan hindari penekanan pada hidung.


64. Seorang laki-laki berusia 28 tahun dirawat di RS akibat cedera kepala. Pasien mengeluh pusing disertai mual, nyeri pada tengkuk dan luka dileher dengan skala nyeri 7. Terdapat luka robek pada pelipis mata dan leher dengan 5 jahitan. Pemeriksaan didapatkan TD 120/70 mmHg, frekuensi napas 18 x/menit, frekuensi nadi 75 x/menit. Apakah tindakan kolaboratif yang paling tepat untuk pasien tersebut?

a. Analgetik

b. Antipiretik

c. Antiemetik

d. Antihistamin

e. Anti inflamasi

Jawaban: (A) Analgetik

Pembahasan: 

Analgetik unutk obat pereda rasa sakit atau nyeri, antipiretik obat penurun demam, antiinflamasi obat anti radang, antihistamin obat untuk menyembuhkan reaksi alergi, antiemetik obat anti muntah.


65. Pasien Ny.T berusia 44 tahun dirawat di ruang perawatan interna dengan keluhan luka pada kaki yang dialami sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan sering haus, lapar dan sering berkemih. Hasil pemeriksaan kulit kering dan turgor kulit buruk. Pasien mengatakan mual dan muntah sebanyak 5 kali dalam sehari. Pasien tampak lemah, bibir kering. GDS 230 mg/dl. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas?

a. Intoleransi aktivitas

b. Kerusakan integritas kulit

c. Kekurangan volume cairan

d. Gangguan persepsi sensori

e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Jawaban: (C) Kekurangan volume cairan

Pembahasan: 

Masalah keperawatan pada kasus ini dapat dilihat dari tanda pasien sering haus yang didukung dengan turgor kulit jelek dan kering, data lain menunjukkan bahwa pasien mengalami muntah 5 kali dalam sehari. Ini menunjukkan bahwa output cairan lebih banyak daripada input.


66. Pasien Ny. H berusia 50 tahun datang ke poliklinik saraf dengan keluhan kaku pada daerah bahu. Perawat melakukan pemeriksaan fungsi saraf cranial dengan menekan pundak pasien, pasien diminta untuk mengangkat pundaknya. Selanjutnya pasien diminta menoleh ke kanan dan kiri, leher ditahan oleh perawat, kemudian perawat meraba tonus dari musculus trapezius. Pemeriksaan nervus apakah pada kasus di atas?

a. Nervus vagus

b. Nervus optikus

c. Nervus koklearis

d. Nervus aksesorius

e. Nervus hipoglosus

Jawaban: (D) Nervus aksesorius

Pembahasan: 

Pemeriksaan yang dilakukan perawat adalah pemeriksaan nervus XI (aksesorius). Car pemeriksaan yaitu : 

  • Pasien diminta untuk mengangkat bahu dengan tahanan dari pemeriksa untuk memeriksa fungsi otot trapeziusnya. 
  • Pasien diminta meletakkan tangannya dikepala untuk melihat fungsi otot trapezius dalam abduksi bahu lebih dari 90 derajat. 
  • Pasien diminta untuk menggerakkan dagunya ke arah salah satu bahu dengan tahanan untuk melihat fungsi otot sternocleiodomastoid bagian kontralateral.


67. Pasien Tn. J berusia 60 tahun dirawat di ruang saraf didiagnosa stroke non hemoragik. Hasil pengkajian ditemukan hemiplegia sinistra, terdapat parese nervus IX dan X. Pasien dibantu mobilisasi miring kiri dan kanan. Pasien mengatakan sudah 3 hari belum buang air besar. Apakah tindakan keperawatan prioritas yang akan dilakukan?

a. Fisioterapi

b. Abdominal massage

c. Berikan terapi nutrisi

d. Berikan mobilisasi lebih rutin

e. Pengkajian fungsi saraf otonom

Jawaban: (B) Abdominal massage

Pembahasan: 

Pasien mengalami konstipasi, ini dapat disebabkan oleh tirah baring yang lama karena ketidakmampuan pasien untuk melakukan aktivitas. Penyebab lain adalah faktor umur yang menyebabkan fungsi peristaltic usus pasien yang menurun serta mengkonsumsi makanan yang rendah lemak. Penanganan yang tepat pada kasus ini adalah melakukan abdominal massage. Tindakan ini dapat meningkatkan rasa nyaman pasien dan mampu merangsang peristaltic usus sehingga dapat merangsang keinginan untuk BAB.


68. Pasien Tn. B berusia 30 tahun dirawat di ruang bedah saraf akibat cedera pada spinal. Saat ini kesadaran composmentis, pasien mengalami plegia pada kedua ekstremitas bawah. Pasien tidak dapat mengontrol BAK. Apa tindakan prioritas untuk mencegah timbulnya komplikasi pada pasien tersebut?

a. Memasang kateter urine

b. Menjaga kebersihan tempat tidur

c. Melakukan fisioterapi dada dan latihan pada kedua kaki

d. Memiringkan kiri/kanan dan massase punggung tiap 2 jam

e. Memasang penghalang tempat tidur dan menempatkan bel dekat pasien.

Jawaban: (A) Memasang kateter urine

Pembahasan: 

Kondisi pasien yang tidak bisa mengontrol BAK sebaiknya segera dipasang kateter agar urine tidak membasahi pakaian dan tempat tidur pasien karena hal ini akan mengganggu kebersihan dan kenyamanan pasien.


69. Pasien Tn.S berusia 29 tahun dirawat di unit ortopedi dengan fraktur tertutup pada tibia sinistra 1/3 distal. Hasil pemeriksaan fisik : kesadaran composmentis, TD 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, napas 21 x/menit. Saat ini pasien mengeluh nyeri pada kaki kiri yang diimobilisasi dengan saplk dan verban elastis. Balutan verban dirasakan kencang, kulit kaki teraba dingin, denyutan arteri lemah, CRT 3 detik dan terdapat edema pada distal kaki kiri. Apa tindakan prioritas perawat terhadap pasien tersebut?

a. Melakukan kolaborasi pemberian analgetik

b. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi

c. Melaporkan ke dokter untuk dilakukan operasi

d. Memposisikan ekstremitas pasien dengan tepat

e. Mengatur kembali pemasangan spalk dan verban elastic

Jawaban: (E) Mengatur kembali pemasangan spalk dan verban elastic

Pembahasan: 

Setelah pemasangan balutan verban, perawat sebaiknya menanyakan kepada pasien apakah balutan terlalu kencang atau tidak. Jika balutan terlalu kencang maka akan menimbulkan sindrom kompartemen.


70. Seorang pasien laki-laki berusia 18 tahun menjalani perawatan di ruang perawatan bedah pasca operasi pada tangan kanan pasien yang fraktur. Tampak terpasang gips pada tangan pasien. Selain itu kuku pasien tampak panjang dan kotor. Pasien merasa tidak nyaman dengan kukunya. Perawat menawarkan untuk melakukan pemotongan kuku dan pasien setuju. Apakah yang sebaiknya dilakukan perawat?

a. Lakukan pemotongan kuku segera

b. Menyikat kuku pasien hingga bersih

c. Dokumentasikan pemberian tindakan yang diberikan

d. Rendam kuku dengan air hangat sebelum dilakukan pemotongan

e. Tentukan pasien kemampuan pasien dalam memotong kuku secara mandiri.

Jawaban: (D) Rendam kuku dengan air hangat sebelum dilakukan pemotongan.

Pembahasan: 

Dalam melakukan tindakan pemotongan kuku seharusnya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan berdampak pada kenyamanan pasien selama menjalani perawatan. Salah satu hal yang sebaiknya dilakukan sebelum melakukan pemotongan kuku adalah dengan merendam kuku pasien dengan air hangat. Hal ini akan menimbulkan kesan excellent service sehingga menimbulkan kepuasan pasien yang tinggi.


Kesimpulan

Itulan beberapa contoh kumpulan Soal Uji Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah, menjadi referensi panduan bagi para honorer tenaga kesehatan yang saat ini sedang mempersiapkan diri mengikuti seleksi PPPK. 

Untuk lebih lengkapnya telusuri GoogleNews. Semoga Sukses!


Tag:

soal,

pppk,

tryout,

perawat,

ayopppk,

soal pppk,

download,

soal p3k perawat pdf,

soal pppk perawat 2023,

soal p3k perawat 2023 pdf,

kisi-kisi soal p3k perawat,

soal pppk kesehatan 2023 pdf,

soal pppk perawat ahli pertama,

contoh soal p3k perawat dan jawabannya,

download kumpulan soal p3k perawat dan jawabannya,